TRIK NYEMBELEH HEWAN YANG ISLAMI
Berbicara masalah halal-haram pada binatang, sering kita hanya terfokus pada masalah jenis binatangnya, yaitu yang penting bukan babi. Tuntunan agama menekankan juga pada masalah lain yang sangat esensi yang menyangkut masalah pokok kita beragama yaitu aqidah yang tercermin dari pentingnya memperhatikan siapa penyembelihnya dan apa motif atau niat penyembelihannya. Islam menetapkan syariat cara penyembelihan hewan, yang juga menentukan halal dan haramnya daging beserta produk lainnya.
Kadang kita terjebak dengan fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, sehingga berfikir otomatisasi yaitu semua daging pasti sudah dilakukan penyembelihan sesuai dengan syariat agama Islam, dan tidak mau tahu atau paling tidak kurang memperhatikan bahwa praktek penyembelihan itu ada berbagai macam cara yang belum tentu sesuai dengan syariat agama Islam.
Pedoman Alquraggung teater? "Ah, tidak! Dia sedang sibuk menyiapkan sebuah pertunjukan kolosal. Mas Willy akan memberi kejutan bagi para pecinta teater Indonesia," kata penyair Yose Rizal Manua, anggota senior Bengkel Teater, di Jakarta, Ahad (30/03) lalu. "Mas Willy belum 'mati'. Ia masih terus berkesenian," tambahnya.
Yos tidak mengada-ada. Rendra kini masih 'berputar' terus seperti gasing. Mempersiapkan pertunjukan baru, menulis puisi dan esei, menulis dan mengisi berbagai diskusi dan seminar, membaca sajak, dan keliling ke berbagai daerah serta luar negeri. Usia boleh senja. Tapi semangat masih menyala. Dan yang paling penting Rendra tetap produktif.
"Yang terkhir ini Mas Willy berceramah keliling Eropa. Apa topiknya coba? Dia diminta bicara soal kelautan Indonesia. Dan, ketika Perang Teluk II meledak, Mas Willy pun banyak diminta untuk berbicara soal demokrasi dan serangan Amerika Serikat ke Irak," tambah Yos Rizal.
Rendra memang salah satu ikon budaya Indonesia. Melalui tangannya telah lahir banyak karya bermutu. Dramanya, Kasidah Barjanzi, memecahkan box office pertunjukan teater di Taman Ismail Marzuki, dan sampai kini rekor penonton Kasidah Barzanji belum terpecahkan. "Sekitar 31 tahun lalu drama ini dipentaskan di Aceh. Setahun kemudian di Taman Ismail Marzuki. Sambutannya luar biasa," cerita Yos Rizal.
Karya teater yang juga monumental dan naskahnya dia tulis sendiri, antara lain Sekda, Perjuangan Suku Naga, dan Mastodon dan Burung Kondor. Rendra juga dikenal sukses ketika mementaskan naskah-naskah terjemahan, seperti Machbeth dan Julis Caesar karya William Shakespeare.
Berbicara tentang Rendra tak ubahnya berbicara tentang perkembangan kesenian Indonesia. Banyak seniman mumpuni yang telah lahir dari tangannya. Bahkan, banyak kalangan menyebut, bila diurut, hampir semua seniman Indonesia yang besar lahir dari komunitas Willy (Bengkel Teater) dan orang-orang kreatif di sekitarnya. Sebut saja misalnya, Arifien C Noer, Putu Wijaya, dan Chaerul Umam. Mereka adalah jebolan Bengkel Teater.
Banyak nama besar yang sudah hilang dari jagat kesenian Indonesia. Arifien C Noer sudah lama meninggal, begitu juga dengan Umar Kayam, dan sepekan lalu menyusul pulang ke rahmatullah budayawan ranah Minang, AA Navis. Sementara, nama baru belum juga muncul. Kalau pun ada, seperti dikatakan Sutardji C Bachri, kemunculan sosok baru hanyalah beberapa figur yang suka berpikir rumit dengan menelan mentah pikiran asing dan berbicara serta menulis dengan ruwet.
"Entah apa yang dipikirkan orang Indonesia. Begitu-begitu saja. Ibaratnya kalau makan bayam yang ke luar juga bayam. Bukan seperti si Popye makan bayam kemudian ke luar energi atau sesuatu yang baru. Payah!" begitu kata-kata yang acap kali diucapkan Sutardji C Bachri setiap kali berbicara tentang perkembangan seni-budaya Indonesia.
Pada dekade 1970-an, manakala sistem politik yang represif dari pemerintah Orde Baru begitu kuat menekan seniman, Rendra dengan nyaring menentangnya. Melalui sajak-sajaknya dalam kumpulan puisi Potret Pembangunan Indonesia, ia mengeritik pedas penguasa yang mulai semena-mena.
Sikap kritis Rendra itu menyedot perhatian hampir semua pengamat dan pecinta seni-budaya. Setiap pertunjukannya, baik baca puisi maupun pentas teater, selalu diserbu pengunjung. Kampus-kampus besar, seperti UI dan UGM, pun menjadi langganan pertunjukan baca puisi kritiknya. Panggung-panggung teater juga dijelajahinya, bahkan sampai ke Amerika Serikat, Australia, dan Eropa. Karena kritisnya, Rendra sempat ditangkap inatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.'' (QS. 5:4)
Berbagai Hadis Nabi menjelaskan rincian dari makna surat Al A'raaf (7:157) tentang Al Khabaaits (menghalalkan bagi mereka yang segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk…). Di antaranya adalah:
o Rasulullah melarang memakan keledai kota pada perang khaibar (HR Bukhari dan Muslim)
o Rasulullah melarang makan semua binatang buas yang bertaring (HR Bukhari) dan burung yang berkuku mencengkeram (HR Muslim)
o Binatang yang diperintahkan untuk membunuhnya (gagak, ular, tikus, anjing galak dan burung elang (Sabda Rasulullah: Lima binatang jahad hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun ditanah haram, yaitu ular, gagak, tikus, anjing galak dan burung elang. (HR Muslim)
o Haram karena dilarang membunuhnya : Nabi melarang membunuh 4 binatang yaitu Abtor (sejenis semut), tawon, burung teguk-teguk dan burung suradi (HR Ahmad)
o Haram karena menjijikan (Jallalah)
2. Niat dan ucapan ketika menyembelih, yaitu disebut nama Allah (Al Hajj (22): 34 , Al An'aam (6): 118-121). ''Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.'' (QS. 6:118)
''Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.'' (QS. 6:119).
Menyebut Asma Allah ketika melakukan penyembelihan terhadap binatang haruslah dilakukan. (QS 6:121, QS 22:34). Selain itu Rasulullah SAW juga menjelaskan pentingnya hal ini melalui hadisnya: "Diterima dari Adi bin Hatim, katanya: Saya tanyakan kepada Rasulullah tentang buruan, maka jawabnya: Jika kamu melepaskan anak panahmu, maka sebutlah nama Allah "(HR Bukhari dan Muslim). Ada pun penyembelih yang memenuhi kriteria di atas yaitu Muslim. Syarat penyembelihan halal lainnya :
3. Metode penyembelihan dilakukan dengan ikhsan
Alatnya tidak terbuat dari kuku, gigi dan taring (hadis : Diterima dari Rafi bin Khadij RA, bolehkah kita menyembelih dengan sembilu? Jawab Rasullullah, ''Apa-apa yang mengalirkan dan disebut nama Allah, maka makanlah, asal saja bukan gigi dan kuku karena itu adalah tulang.''(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Dari Syaddad bin Aus, Rasulullah SAW bersabda: ''Sesungguhnya Allah menuntut kebaikan itu atas segala sesuatu. Maka jika kamu membunuh, perbaikilah cara pembunuhan itu, dan jika kamu menyembelih, perbaikilah cara penyembelihan! Dan hendaklah masing-masing kamu menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (HR Ahmad, Muslim, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW menyuruh mengasah pisau dan menyembunyikannya dari hewan. Beliau bersabda: ''Jika salah seorang diantara kamu menyembelih, maka hendaklah dilakukannya dengan cepat!'' (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Tidak boleh sengaja dicekik dan atau dipukul. "Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas; kecuali yang sempat kamu menyembelihnya...." ((QS 5:3)). Dari Adi bin Hatim RA, dia bertanya pada Rasullullah tentang buruan yang mati terbunuh kena mi'radh. Sabda Rasul, ''Jika yang mengena ujungnya yang runcing (tajam), makanlah. Jika yang mengena lintangnya, berarti buruan itu mati kena pukul, dan janganlah menyantapnya.'' (HR Bukhari).
4. Untuk kesempurnaan disunahkan memotong dua urat di kanan dan dikiri pada pangkal leher dengan memotong tiga saluran utama: pernafasan, makanan dan saluran darah (arteri & vena). Pada saat penyembelihan, hewan dihadapkan ke kiblat, kemudian dibacakan takbir dan shalawat atas Nabi SAW. Darah dituntaskan secara sempurna (Al An'aam: 145, Al Maaidah: 3)
Praktek Penyembelihan
Ada beberapa praktik atau cara penyembelihan binatang yang berlaku di masyarakat dan di industri. Antara lain:
a. Penyembelihan tradisional, yaitu penyembelihan binatang yang dilakukan seperti umumnya di pedesaan di Indonesia misalnya, yaitu hewan langsung dijegal dan dipotong lehernya sehingga setelah dipotong kadang-kadang hewannya juga masih jalan-jalan atau bahkan masih bisa terbang untuk bebek dan angsa, misalnya.
b. Penyembelihan modern di industri pemotongan hewan:
- Hewan dipuasakan terlebih dahulu.
- Sesaat sebelum penyembelihan dilakukan pemingsanan terlebih dahulu dengan tujuan agar hewan ketika disembelih tidak banyak mengalami berontak yang dapat menurunkan mutu dagingnya.
Teknik pemingsanan: ada beberapa cara, yaitu cara pembiusan dengan bahan kimia (seperti cloroform, gas CO2, N2, dll), pemingsanan dengan aliran listrik (paling banyak dipakai) yaitu hewan disetrum pada bagian sekitar otak kecil hewan, pemingsanan dengan pemukulan yaitu hewan dipukul kepalanya pada bagian otak besar dan pemingsanan dengan penembakan. Cara pemingsanan yang 2 terakhir ini perlu mendapatkan perhatian khusus, karena kalau penyembelihannya tidak secepatnya maka hewannya keburu mati.
- Setelah hewan dipingsankan, maka hewan disembelih dengan tujuan untuk mematikan dan mengeluarkan darahnya. Cara yang lazim kita lihat yaitu penyembelihan dengan memutuskan tiga urat leher utama (saluran pernafasan, saluran makanan dan saluran darah yaitu arteri dan vena).
- Proses selanjutnya pengulitan, pengeluaran jeroan, penirisan, pelayuan dan pengkelasan daging.
Kasus-kasus penyimpangan
Bila diperhatikan dengan seksama, kita masih bisa menjumpai praktik-praktik menyimpang sebagai berikut:
- Pembacaan doa atau Basmallah: sekali untuk ribuan binatang, doa dengan kaset, doa melalui telefon, doa bukan oleh Muslim.
- Hewan mati dalam keadaan tidak sengaja dimatikan atau sengaja sama sekali tidak disembelih (Al maidah : 3) yaitu yang mati tertanduk dsb, ada juga jenis kematian yang termasuk dalam kategori ini misalnya yaitu mati selama transportasi ke pejagalan, hewan mati karena sakit, dll.
- Hewan mati bukan karena disembelih; termasuk kategori ini misalnya yaitu ayam yang mati karena ditarik dan diplintir lehernya. Dan secara teknologi modern (di negara-negara tertentu khusunya di Eropa) ada juga cara pematian yang tidak melalui proses penyembelihan untuk mengeluarkan darahnya, namun melalui proses penusukan jantungnya, juga perlu direnungkan yaitu hewan yang sebelum disembelih dilakukan pemingsanan dengan cara pemukulan dan penembakan pada kepalanya.
- Dilakukan penyiksaan yang tidak wajar: sapi glonggong.
- Hal lain yang perlu dicermati adalah peralatan digunakan bergantian antara binatang haram dengan binatang halal.
Kesimpulan
Penyembelihan hewan, menurut Syariat Agama Islam, haruslah memenuhi persyaratan berikut:
1) Binatang yang disembelih harus halal.
2) Disebut Nama Allah (Basmallah) (Al Hajj (22): 34 , Al An'aam (6): 118-121).
3) Tidak disebut nama selain Allah (2:173), dan dilakukan oleh orang Muslim.
4) Menyembelih dengan baik (ikhsan).
5) Tidak menggunakan gigi/taring, kuku atau tulang (HR Muslim, Bukhari, Abu Daud, Turmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).
6) Tidak boleh sengaja dicekik dan atau dipukul (Al Maaidah: 3).
7) Darah keluar sempurna (Al An'aam: 145, Al Maaidah: 3). Selain itu, disunahkan menghadapkan binatang ke kiblat, bertakbir dan bersholawat atas Nabi SAW dan disembelih di pangkal leher dengan memotong dua urat di kanan dan dikiri yang meliputi tiga saluran utama: pernafasan, makanan dan saluran darah
(arteri & vena).
Penulis :Dr Ir Djoko Hermanianto



23.30
Zainul Hasan Madani
,
0 Response to "TRIK NYEMBELEH HEWAN YANG ISLAMI"
Posting Komentar